Sedih, Ratusan Lumba-lumba Ditemukan Mati, Diduga karena Kepanasan

Sedih, Ratusan Lumba-lumba Ditemukan Mati, Diduga karena Kepanasan
Lumba-lumba mati di Sungai Amazon. (The Guardian)

Amazon - Kejadian mengejutkan terjadi di Sungai Amazon. Itu setelah ditemukan lebih dari 100 lumba-lumba mati di sini. Diduga hal itu karena cuaca ekstrem.

Hal tersebut mengejutkan berbagai pihak. Banyak pihak menduga ini terjadi karena suhu air di Amazon melebihi 37 derajat Celcius, yang mana suhu tersebut terbilang panas bahkan untuk manusia.

Melansir Daily Star, Senin (2/10/2023), kejadian tewasnya banyak lumba-lumba ini terjadi di Danau Tefe, Amazon, Brazil. Dugaan awal adalah karena kekeringan panjang melanda di daerah tersebut. Namun begitu, seorang juru bicara dari Institut Mamirauá Brasil menyebut masih terlalu dini untuk menilai kejadian tak biasa itu.

"Masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kejadian ekstrem ini, namun menurut para ahli kami, hal ini tentu saja terkait dengan periode kekeringan dan suhu tinggi di Danau Tefe, di mana beberapa titik melebihi 39 derajat Celcius," imbuhnya.

Selain itu, peneliti Inggris Daniel Tregidgo yang tinggal di daerah tersebut, mengklaim bahwa cuaca sebulan terakhir ini tampak seperti fiksi ilmiah. Ia pun bingung melihat lumba-lumba yang mati dan menyebutnya sebagai sebuah tragedi.

"Sebulan terakhir di Tefé tampak seperti skenario perubahan iklim fiksi ilmiah," ucapnya.

"Penampakan lumba-lumba sungai berwarna merah muda secara teratur adalah salah satu keistimewaan besar tinggal di jantung Amazon. Hampir setiap kali saya pergi ke pasar untuk sarapan, saya melihat mereka muncul ke permukaan dan itu mengingatkan saya mengapa saya tinggal di sini. Mengetahui bahwa ada yang mati memang menyedihkan, tetapi melihat tumpukan bangkai, mengetahui bahwa kekeringan ini telah menewaskan lebih dari 100 ekor, adalah sebuah tragedi," ujarnya kecewa.

Penyebab pasti kejadian sampai saat ini belum diketahui, meskipun banyak ahli menyatakan bahwa air panas merupakan komponen utamanya. Namun, penyelidikan hingga kini masih berlangsung. Para peneliti juga mencari kemungkinan adanya penyakit atau kontaminasi limbah di daerah tersebut.

Diketahui permukaan sungai Amazon, yang merupakan sungai terbesar di dunia, telah turun secara drastis. Penurunannya bahkan diperkirakan sekitar 30 cm per hari selama dua minggu terakhir. Bahkan di tahun ini saja Amazon dan telah mengering sebanyak 7,4 meter.

Sontak hal ini membuat beberapa daerah tidak dapat dijangkau dengan perahu. Sehingga hal ini juga memutus jaringan pengiriman makanan yang biasanya dikirim melalui sungai. (Jirin) 

Berita Lainnya

Index