Alumni Diklat Mediator UGM Sesalkan Klaim Larshen Yunus: UGM Tak Punya “Sekolah Vokasi Mediator”

Alumni Diklat Mediator UGM Sesalkan Klaim Larshen Yunus: UGM Tak Punya “Sekolah Vokasi Mediator”
Larsen Yunus

Pekanbaru – Pernyataan dan klaim yang kerap dilontarkan oleh aktivis Larshen Yunus terkait status pendidikannya sebagai “Alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta” menuai sorotan tajam. 

Klaim tersebut dibantah keras oleh rekan se-alumninya, Muhajirin Siringo Ringo, yang juga merupakan seorang Mediator.

Menurut Muhajirin, klaim Larshen Yunus tersebut dinilai sebagai kebohongan publik yang merugikan profesi mediator secara umum. Muhajirin menegaskan bahwa Universitas Gajah Mada tidak memiliki entitas yang dinamakan “Sekolah Vokasi Mediator.”

"Saya sangat menyayangkan sikap Larshen Yunus yang kerap mengaku-ngaku sebagai Alumni Sekolah Vokasi Mediator UGM. Saya tegaskan, UGM tidak memiliki Sekolah Vokasi Mediator. Klaim ini tidak benar," ujar Muhajirin Siringo Ringo kepada awak media, Jum'at (12/12/2025).

Bukan Sekolah Vokasi, Hanya Diklat Non-Hakim

Muhajirin menjelaskan bahwa status pendidikan Larshen Yunus yang sebenarnya hanyalah Alumni Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Mediator Non-Hakim yang diselenggarakan oleh UGM. 

Diklat tersebut berlangsung selama lima hari dan diselenggarakan melalui dua jalur, yakni online dan offline (tatap muka).

"Larshen Yunus hanyalah alumni Diklat Mediator Non-Hakim UGM. Bahkan, dia hanya mengikuti jalur online," ungkap Muhajirin.

Muhajirin juga membandingkan pengalamannya dengan Larshen Yunus. "Artinya, selama pendidikan, Larshen Yunus tidak pernah menginjakkan kakinya di UGM. Berbeda dengan saya, yang rela terbang ke Yogyakarta untuk menimba ilmu secara tatap muka, sebagai bentuk komitmen terhadap ilmu mediasi," tambahnya.

Keberatan Karena Merusak Citra Mediator

Muhajirin Siringo Ringo menyatakan terpaksa membongkar fakta ini karena merasa sangat dirugikan oleh tindakan Larshen Yunus. Ia menilai Larshen Yunus kerap membawa embel-embel mediator untuk menyerang orang lain, yang bertolak belakang dengan tugas mulia seorang mediator.

"Mediator bertugas menyejukkan permasalahan, menciptakan perdamaian, dan mencari solusi terbaik. Saya merasa sangat dirugikan karena masyarakat kerap menganggap mediator itu seperti Larsen Yunus, yang diduga selalu menjadikan mediator bukan pada umumnya," tegas Muhajirin, yang juga berprofesi sebagai mediator.

Harapan dan Ultimatum kepada Larshen Yunus

Dalam penutup pernyataannya, Muhajirin menyampaikan harapan besar agar Larshen Yunus segera mengubah perilakunya. Ia berharap Larshen Yunus dapat membawa nama baik almamaternya, UGM, dan menjalankan profesi mediator sesuai fungsi dan kode etiknya.

"Saya berharap Larshen Yunus bisa membawa nama baik UGM dan menjadi mediator sesuai fungsinya, yaitu menengahi dan mendamaikan," ujar Muhajirin.

Namun, Muhajirin juga memberikan ultimatum keras. "Apabila dia tetap begini, terus mengklaim yang tidak benar dan merusak citra mediator, saya tidak segan-segan akan melaporkan hal ini secara resmi kepada Universitas Gadjah Mada," tutupnya.

Fakta Sekolah Vokasi UGM

Sebagai informasi tambahan, Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki satu Sekolah Vokasi yang merupakan sekolah jenjang pendidikan tinggi D3 dan D4. Sekolah Vokasi UGM saat ini memiliki sembilan departemen yang menaungi berbagai program studi, antara lain: 

Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya; Departemen Bisnis; Departemen Ekonomika dan Bisnis; Departemen Teknik Elektro dan Informatika; Departemen Teknik Mesin; Departemen Teknik Sipil; Departemen Teknik Kimia; Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner; dan Departemen Kesehatan. Tidak ada departemen atau program studi yang secara spesifik merupakan "Sekolah Vokasi Mediator" di UGM. **

Berita Lainnya

Index