HAKORDIA 2025: GERBRAK Riau Soroti 'Derita' Daerah

HAKORDIA 2025: GERBRAK Riau Soroti 'Derita' Daerah
Koordinator GERBRAK Riau, Muhajirin Siringo Ringo

YOGYAKARTA – Dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025 yang dipusatkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Koordinator Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) Riau, Muhajirin Siringo Ringo, menyampaikan seruan yang sangat emosional. 

Ia mengajak seluruh kepala daerah Riau untuk introspeksi mendalam, mengingat dampak nyata korupsi yang selalu menimpakan kesengsaraan pada rakyat.

Muhajirin membuka pernyataannya dengan menegaskan situasi Riau yang "tidak baik-baik saja" di mata hukum. Setelah kembali terjeratnya satu Gubernur ke dalam jeruji besi KPK, total sudah empat Gubernur dari Bumi Lancang Kuning yang merasakan pesakitan akibat tindak pidana korupsi.

"Ini bukan sekadar statistik memalukan. Ini adalah refleksi kegagalan moral para pemimpin yang seharusnya melayani, bukan mengkhianati. Setiap rupiah yang dicuri itu adalah hak rakyat yang hilang," tegas Muhajirin.

Muhajirin Siringo Ringo secara khusus menyampaikan harapan mendalam dari GERBRAK Riau kepada seluruh kepala daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota, yang saat ini masih menjabat.

"Kami, GERBRAK, memohon, bahkan menuntut nurani Anda. Lihatlah jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Lihatlah antrean panjang di puskesmas yang minim fasilitas. Itu semua adalah efek langsung dari uang yang Anda (para koruptor) ambil dari anggaran pembangunan," ujarnya dengan nada bergetar.

Ia menekankan bahwa praktik korupsi bukan hanya merugikan negara secara abstrak, melainkan menghasilkan penderitaan konkret bagi masyarakat bawah.

"Rakyat Riau yang paling menerima sengsaranya. Ketika proyek infrastruktur mangkrak, anak-anak kita yang harus berjalan jauh ke sekolah. Ketika dana kesehatan disunat, orang tua kita yang tidak mendapat pelayanan layak. Korupsi sama dengan air mata rakyat Riau," tambahnya.

Oleh karena itu, Muhajirin mengajak agar momentum HAKORDIA 2025 di Yogyakarta kota yang menjunjung tinggi integritas dijadikan titik tolak perubahan total.

"Kami berharap, setelah melihat penderitaan yang disebabkan oleh empat kepala daerah sebelumnya, tidak ada lagi yang berani mencoba-coba. Mari kita jadikan Yogyakarta sebagai sumpah moral: Riau harus bersih. Terapkan transparansi total. Bekerjalah untuk rakyat, bukan untuk memperkaya diri dan kroni," pungkas Muhajirin.

GERBRAK Riau menegaskan akan terus mengawal dan mengawasi setiap kebijakan publik di Riau untuk memastikan anggaran daerah benar-benar digunakan sepenuhnya bagi kesejahteraan rakyat. **

Berita Lainnya

Index