Sekolah Guang Ming Pekanbaru Diduga Tahan Ijazah Guru, Muhajirin: Segera Laporkan ke Wamenaker RI

Sekolah Guang Ming Pekanbaru Diduga Tahan Ijazah Guru, Muhajirin: Segera Laporkan ke Wamenaker RI
Muhajirin Siringo Ringo di Depan Sekolah Guang Ming Pekanbaru

Pekanbaru - Sekolah Swasta Guang Ming di Kota Pekanbaru menjadi sorotan setelah muncul dugaan bahwa pihak sekolah telah menahan ijazah asli milik beberapa guru honorer yang mengabdi di institusi pendidikan tersebut.

Salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku tidak berani mengadu ke disnaker perihal penahanan ijazahnya karena takut dengan ancaman pihak sekolah. 

“kalau mengadu nanti akan dilaporkan ke penegak hukum,” ujarnya.

Menanggapi kasus ini, aktivis pendidikan dan pemerhati kebijakan publik, Muhajirin Siringo Ringo, angkat bicara. Ia mengecam keras praktik penahanan ijazah guru oleh pihak sekolah yang menurutnya melanggar hukum dan mencederai hak dasar tenaga kerja.

“Menahan ijazah adalah bentuk perbudakan gaya baru. Ini tidak bisa dibiarkan. Saya minta korban segera melaporkan ke Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI agar persoalan ini ditindak tegas,” tegas Muhajirin dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis (31/7).

Muhajirin juga menyebut bahwa tindakan semacam ini telah berulang kali terjadi di pekanbaru. Ia mendesak Kementerian Ketenagakerjaan dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau segera turun tangan menginvestigasi dugaan pelanggaran tersebut.

“Ijazah adalah hak milik pribadi. Tidak boleh dijadikan jaminan kerja atau alat tekan. Ini bisa dilaporkan ke Ombudsman, Disnaker, bahkan aparat penegak hukum,” tambahnya.

Ditempat terpisah, Heri selaku perwakilan Sekolah Guang Ming Pekanbaru membenarkan penahan ijazah guru tersebut,  namun kendati demikian akan segera mengembalikan kepada pemiliknya. 

"Kami menahan ijazah sesuai peraturan kerja yang disepakati antara guru dengan yayasan, tapi setelah aturan baru keluar tentang larangan penahanan ijazah, secepatnya ijazah guru yang kami tahan akan segera kami kembalikan," pungkasnya. 

Kasus ini menambah daftar panjang persoalan ketenagakerjaan di kota Pekanbaru. Aktivis dan masyarakat berharap agar pemerintah pusat mengambil langkah nyata agar kejadian serupa tidak terus berulang. **

Berita Lainnya

Index