Kementerian HAM Monitor Sejumlah Kasus Keracunan MBG

Kementerian HAM Monitor Sejumlah Kasus Keracunan MBG
Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai saat konferensi pers di kantor Kementerian HAM, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Juli 2025. Tempo/Nabiila Azzahra A.

MimbarRiau.com - KEMENTERIAN Hak Asasi Manusia angkat suara soal peristiwa keracunan massal yang dialami oleh siswa selepas menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Hingga saat ini, jumlah peserta didik yang mengalami keracunan tersebut terus bertambah.

Sekretaris Jenderal Kementerian Hak Asasi Manusia (KemenHAM) Novita Ilmaris mengatakan, instansinya ikut memonitor soal fenomena keracunan massal imbas konsumsi MBG tersebut. "Kemarin Menteri HAM turun langsung menemui Kepala Badan Gizi Nasional," ujar Novita pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Novita menuturkan, Menteri HAM ketika itu meminta penjelasan terkait standar operasi prosedur dalam penyediaan menu MBG di sekolah-sekolah. Tujuannya untuk memastikan apakah ada masalah sistemik yang menjadi penyebab keracunan tersebut. 

Menurut Novita, pendistribusian menu MBG ke sekolah-sekolah dipastikan telah melalui SOP yang ditetapkan oleh BGN. "Ada beberapa kebijakan-kebijakan baru dikeluarkan soal SOP (pemberian MBG) besar kemungkinan hasil koordinasi kita tadi," tutur Novita. 

Novita menyatakan, Kementerian HAM akan terus mendukung jalannya program MBG karena dinilai sejalan dengan semangat pemenuhan HAM. "Makan bergizi gratis menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam melaksanakan tanggung jawabnya yaitu pemenuhan hak atas pangan," kata Novita kepada para wartawan. 

Sebelumnya Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat terjadi peningkatan korban keracunan MBG. "Jumlah korban per 19 Oktober 2025 mencapai 13.168 anak," ujar Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 19 Oktober 2025.

Ubaid menuturkan, korban keracunan MBG terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat dengan 549 korban, disusul oleh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 491 korban, dan Jawa Tengah dengan total 270 korban. "Selanjutnya Sumatera Utara dengan 99 korban dan Nusa Tenggara Barat 84 korban," kata Ubaid.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto mengatakan angka keracunan makan bergizi gratis masih dalam koridor manusiawi. "Kalau diambil statistik 8.000 dari 1,4 miliar (porsi) masih dalam koridor eror yang manusiawi,” kata Prabowo saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 20 Oktober 2025.

Ia juga melihat statistik angka keracunan sekitar 0,0007 dari total porsi MBG yang dibagikan. Artinya, kata Prabowo, 99,99 persen berhasil.  “Hampir tidak ada usaha manusia yang dilaksanakan selama saty tahun dengan volume yang demikian besar, yang zero eror, zero deffect. Sangat sulit,” kata Prabowo.

Berita Lainnya

Index