MimbarRiau.com - CUACA ekstrem yang melanda Sumatera Utara sejak dua hari terakhir memicu terjadinya bencana banjir dan longsor di empat kabupaten, yakni Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Bencana ini menyebabkan delapan orang meninggal di Kabupaten Tapanuli Selatan, serta 1.902 unit rumah terdampak banjir di Tapanuli Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan banjir yang terjadi dalam dua hari ini mengalir cukup deras dan menghantam rumah warga. Bencana itu menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. “Arus air juga membawa material sepertilumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga,” kata Abdul melalui keterangan tertulisnya pada Rabu, 26 November 2025.
Hasil laporan sementara yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi BNPB per Rabu, 26 November 2025, pukul 07.00 WIB, dari Kabupaten Sibolga, hujan deras memicu banjir di Kelurahan Angin Nauli di Kecamatan Sibolga Utara, Kelurahan Aek Muara Pinang dan Aek Habil di Kecamatan Sibolga Selatan, Kelurahan Pasar Belakang dan Pasar Baru di Kecamatan Sibolga Kota.
Sementara untuk tanah longsor, wilayah terdampak meliputi Kelurahan Angin Nauli, Simare-mare, Sibolga Hilir, Hutabarangan, Huta Tonga dan Sibual-buali di Kecamatan Sibolga Utara. Berikutnya, Kelurahan Parombunan dan Aek Mani di Kecamatan Sibolga Selatan,Kelurahan Pancuran Bambu, Pancuran Dewa dan Pancuran Kerambil di Kecamatan Sibolga Sambas. Kemudian juga di Kelurahan Pasar Belakang, Pasar Baru dan Pancuran Gerobak di Kecamatan Sibolga Kota.
Dari wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan delapan warga meninggal, 58 luka-luka dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi. Hasil kaji cepat sementara, dua bencana ini telah berdampak di 11 kecamatan yang meliputi Sipirok, Marancar, Batangtoru,Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan dan Angkola Muaratais.
"BPBD Tapanuli Selatan bersama tim gabungan mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup sejumlah akses jalan warga," kata Abdul menjelaskan.
Dua Jembatan Putus
Abdul mengatakan akibat cuaca ekstrem ini sebanyak 50 unit rumah terdampak dan dua jembatan terputus menyusul banjir serta tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Utara. BPBD dan tim gabungan melakukan pendataan dan merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan-Silantom sebagai akses jalan sementara.
Di wilayah Tapanuli Tengah, sebanyak 1.902 unit rumah terdampak banjir di sembilan kecamatan, antara lain Kecamatan Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam dan Pinangsori. BPBD Tapanuli Tengah dan tim gabungan mendirikan tenda pengungsi serta mendistribusikan bantuan sembako kepada warga terdampak.
"Seluruh pendataan seperti jumlah warga dan wilayah terdampak bersifat sementara. Data masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dari hasil kaji cepat lanjutan di lapangan," ucap Abdul.
Dia menyebut BNPB terus memonitor perkembangan situasi di wilayah Tapanuli Raya serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat. Bagi warga yang tinggal di sekitar lereng perbukitan, bantaran sungai, dan wilayah rawan longsor dapat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman apabila hujan lebat mengguyur wilayah tempat tinggal lebih dari satu jam.