Purbaya Bilang Danantara Mampu Bayar Utang Kereta Cepat: Uangnya Banyak

Purbaya Bilang Danantara Mampu Bayar Utang Kereta Cepat: Uangnya Banyak
Penumpang kereta Whoosh saat akan menaiki kereta pada libur lebaran di Stasiun KCJB Halim, Jakarta, 4 April 2025.Tempo/Ilham Balindra

MimbarRiau.com - MENTERI Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara sanggup membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh. Purbaya mengatakan Danantara memiliki cukup uang dari dividen badan usaha milik negara (BUMN) sekitar Rp 90 triliun, sedangkan utang sepur kilat Rp 2 triliun setiap tahun.  

Karena itu, Purbaya mengatakan, pembayaran utang kereta cepat tak perlu menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). “Itu cukup untuk menutup yang Rp 2 triliun bayar tahunan kereta cepat. Saya yakin uangnya setiap tahun banyak di situ,” kata mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan itu usai Rapat Dewan Pengawas Danantara di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025. 

Meski demikian, Purbaya mengatakan, CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani sedang mengkaji pembayaran utang ini. Menurut dia, China Development Bank tak mengharuskan pemerintah yang membayar asalkan struktur pembayarannya jelas. “Jadi seharusnya tidak ada masalah,” katanya. 

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menjelaskan dua opsi penyelesaian yang tengah dikaji, yakni melalui penambahan modal (equity) atau pengambilalihan infrastruktur oleh pemerintah sebagaimana praktik di industri perkeretaapian lainnya.

Dony menambahkan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan dengan peningkatan mobilitas dan penumpang mencapai 30 ribu orang per hari. Namun, ia menegaskan, aspek keberlanjutan bisnis PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang kini menjadi bagian dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI juga harus dijaga melalui skema pembiayaan yang tepat.

Sementara itu, Menteri Negara Prasetyo Hadi menyatakan pemerintah tidak berencana menggunakan dana APBN untuk membayar utang proyek kereta cepat ini. Dalam keterangannya di kediaman Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta, Minggu malam, 12 Oktober 2025, Prasetyo mengatakan pemerintah telah mendiskusikan langkah-langkah alternatif untuk mencari solusi pembiayaan yang tidak membebani APBN.

“Beberapa waktu yang lalu juga sudah dibicarakan untuk diminta mencari skema ya, skema supaya beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar,” katanya seperti dikutip Antara.

Saat ditanya apakah topik terkait pembayaran utang Whoosh termasuk dalam agenda pembahasan di pertemuan rapat terbatas bersama Prabowo, Prasetyo menjawab bahwa hal itu tidak masuk dalam pembahasan ratas. “Malam ini tidak, malam ini tidak sempat. Whoosh bukan salah satu pembahasan malam ini,” ujar Prasetyo menanggapi pertanyaan awak media terkait solusi untuk Whoosh.

Berita Lainnya

Index