Pekanbaru – Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) kembali menyoroti persoalan serius dalam pengelolaan sektor perkebunan di Riau.
Kali ini, sorotan tajam diarahkan pada program pembenihan bibit kelapa sawit yang dinilai gagal total pada masa kepemimpinan Syahrial Abdi.
Koordinator GERBRAK Riau, Muhajirin, menyebut kegagalan tersebut bukan sekadar persoalan teknis, melainkan akibat dari lemahnya manajemen dan dugaan penyimpangan dalam tata kelola program.
Menurutnya, alih-alih meningkatkan kualitas bibit sawit untuk petani, program tersebut justru menimbulkan kerugian besar, baik bagi negara maupun masyarakat.
“Pembenihan bibit kelapa sawit yang seharusnya menjadi tumpuan untuk meningkatkan produktivitas petani justru hancur di masa Syahrial Abdi. Ini jelas sebuah kegagalan kepemimpinan yang tidak boleh ditutupi,” tegas Muhajirin. Senin (29/9/2025)
GERBRAK menilai, proyek pembenihan yang dibiayai dengan anggaran miliaran rupiah itu justru tidak menghasilkan bibit berkualitas sesuai standar. Bibit yang ditanam banyak tidak tumbuh dengan baik, bahkan sebagian besar diduga tidak sesuai spesifikasi.
Lebih jauh, GERBRAK menduga adanya indikasi mark up dan permainan dalam proses pengadaan, mulai dari pembenihan, penyediaan sarana, hingga manipulasi upah pekerja dengan mempekerjakan siswa SMK yang sedang magang.
“Kalau ini dibiarkan, petani yang paling dirugikan. Mereka dijanjikan bibit unggul, tapi yang didapat malah bibit gagal. Negara rugi, masyarakat sengsara, sementara oknum tertentu justru diuntungkan,” tambah Muhajirin
GERBRAK mendesak aparat penegak hukum, khususnya Kejati Riau, untuk segera membuka penyelidikan terkait dugaan kegagalan program pembenihan bibit sawit tersebut.
Selain itu, mereka juga menuntut pertanggungjawaban moral dan hukum dari Syahrial Abdi yang kala itu memimpin.
“Ini bukan persoalan kecil, ini menyangkut masa depan jutaan petani sawit di Riau. Jangan sampai uang rakyat habis sia-sia tanpa hasil, Syahrial Abdi harus bertanggungjawab, riau bisa hancur kalau pemimpinnya seperti Syahrial Abdi” tutup Muhajirin. **