MimbarRiau.com - Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) bersama Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar agenda Sembang-sembang, Kamis (11/9/2025), di Ruang Sriwijaya Gedung DPD RI, Jakarta.
Sesi pertama sembang-sembang ini digelar pada pagi hari dalam bentuk diskusi terbatas antara BPP DIR dan anggota DPR/DPD RI Dapil Riau.
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari daerah pemilihan Riau secara resmi turut menyatakan dukungan terhadap perjuangan tersebut.
Acara dilanjutkan siang hingga sore hari
Panelis yang turut mengisi terdiri atas Ketua Aliansi Nasional Perjuangan Daerah Istimewa Riau Tuan Dr H Alfitra Salamm, APU budayawan dan akademisi Datuk Prof. Dr. Junaidi, serta tokoh adat Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil yang juga merupakan Ketua DPH LAM Riau.
Sejumlah tokoh pun turut hadir pada acara yang bertajuk “Riau Melayu, dan Masa Depan Indonesia-Menggagas Mewujudkan Daerah Istimewa Riau” itu.
Diantaranya Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri H Marjohan Yusuf, Ketua Umum Persatuan Masyarakat Riau Indonesia (PMRI), DR. Rusli Effendi. Selain itu, tokoh masyarakat, budayawan, akademisi, pemuda dan mahasiswa juga tampak hadir.
Di akhir sesi diskusi, Zunnur Roin yang dikenal sebagai eksponen aktivis HMI, mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI ini turut bersuara.
Zunnur mengapresiasi langkah LAM yang lebih berkarakter dalam proses memperjuangkan DIR. Namun menekankan perlunya otentisitas atau keluhuran perjuangan yang baik.
“Kami mengapresiasi, dalam perjuangan DIR ini LAM Riau dibawah kepemimpinan datuk Ikram Jamil lebih berkarakter kolektif dan inklusif. Beda dengan sebelumnya, kami ingat betul saat dulu dalam memperjuangkan peralihan kontrak karya Blok Rokan, LAM Riau salah kaprah dalam mengorkestrasi perjuangannya dan kami selalu kritik keras pola itu. Sekarang kita lihat, satu pun tidak kita rasakan dampaknya”. Ujarnya.
“Harapan kami, perjuangan ini lebih otentik, jangan sampai karena akarnya rapuh, perjuangan kita lapuk di tangkai”, sambungnya.
Otentisitas yang di maksud meliputi kematangan akademis dalam tafsir keistimewaan yang di inginkan. Serta kemapanan gerak dalam kerangka politik hukumnya.
“Perjuangan ini tidak sederhana, ini merupakan perjuangan politik hukum. Artinya apa, UU Daerah Istimewa ini nantinya harus di komparasikan dengan produk hukum lainnya yang meliputi pola hubungan daerah dan pusat, sistem keuangan nasional, serta di sisi praktis ini soal kinerja loby politik”. Tutup tokoh muda kelahiran Tanjung Medan, Rokan Hilir ini.
Hal yang sama juga menjadi sorotan peserta sembang-sembang dengan berbagai perspektif. Namun semua hadirin tampak percaya diri atas terealisasinya Daerah Istimewa Riau.
Sikap dan dukungan positif mengalir sepanjang acara. Juga diketahui, Ketua Umum HIPEMARI (Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau) Jakarta dikabarkan bersemangat dan menegaskan kalau Mahasiswa Riau di Jakarta berkomitmen sebagai garda terdepan dalam perjuangan tersebut. **