Pekanbaru – Polemik mencuat terkait penggunaan anggaran sebesar Rp450 juta untuk pemberian penghargaan kepada 20 Aparatur Sipil Negara (ASN) berprestasi Riau tahun 2024. Program yang diklaim sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap kinerja ASN itu kini justru menjadi sorotan tajam publik.
Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) menuding, besarnya dana yang digelontorkan tidak sebanding dengan manfaat dan patut diduga sarat pemborosan.
“450 juta untuk 20 orang, artinya satu ASN rata-rata mendapat penghargaan senilai puluhan juta rupiah. Ini bukan angka kecil, apalagi di tengah kondisi fiskal daerah yang sedang ketat. Publik berhak mempertanyakan, penghargaan macam apa yang sampai menghabiskan ratusan juta?” tegas Ketua GERBRAK Riau, Muhajirin Siringo Ringo, Rabu (10/9/2025).
Muhajirin menambahkan, pemerintah daerah seharusnya transparan menjelaskan bentuk penghargaan tersebut, mulai dari mekanisme pemilihan, kriteria penilaian, hingga rincian penggunaan anggaran. “Jangan sampai ini hanya jadi ajang formalitas, sementara uang rakyat habis begitu saja tanpa dampak nyata,” ujarnya.
Berdasarkan penelusuran GERBRAK, dokumen APBD menunjukkan anggaran tersebut dimasukkan dalam pos kegiatan pemberian penghargaan ASN berprestasi. Namun hingga kini, belum ada laporan terbuka mengenai bentuk penghargaan yang diberikan apakah berupa uang tunai, paket barang, atau sekadar plakat dan bagaimana proses tender atau pengadaan terkait acara itu dilakukan.
“Kalau hanya sekadar piagam atau plakat, anggaran 450 juta jelas tidak masuk akal. Harus ada audit dan investigasi dari Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) maupun BPK,” desak Muhajirin.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Riau sebagai OPD yang menganggarkan pemberian penghargaan terhadap 20 ASN berprestasi tersebut belum memberikan keterangan resmi terkait sorotan publik ini.
