Pekanbaru – Gerakan rakyat berantas korupsi (GERBRAK) melayangkan kritik pedas terhadap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Riau. Mereka menuding dinas tersebut “tukang tidur” lantaran tak kunjung memperhatikan kondisi jalan menuju situs cagar budaya dan warisan sejarah, Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar, yang kini rusak parah.
Koordinator GERBRAK Riau, Muhajirin Siringo Ringo dalam keterangannya, menyebut kerusakan jalan ini bukan hanya soal aksesibilitas, tetapi juga soal wibawa daerah dan marwah sejarah. “Candi Muara Takus adalah situs penting yang bahkan sudah masuk dalam nominasi warisan dunia UNESCO, bagaimana mungkin pemerintah membiarkan akses ke salah satu situs bersejarah kebanggaan Riau hancur begini? Dinas PUPR seperti tak tahu atau sengaja menutup mata. Ini jelas memalukan,” tegasnya.
Menurutnya, kondisi jalan yang penuh lubang akan membahayakan pengguna jalan juga membuat wisatawan enggan berkunjung. Padahal, Candi Muara Takus merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan religi yang memiliki nilai ekonomi dan budaya tinggi bagi masyarakat setempat.
GERBRAK mendesak Gubernur Riau agar segera menegur Dinas PUPR dan memerintahkan perbaikan jalan secara serius, bukan sekadar tambal sulam. “Kalau tidak ada tindakan cepat, maka jangan salahkan rakyat jika menilai PUPR hanya tukang tidur dan tidak becus bekerja,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Bina Marga PUPR Riau, Zulfahmi ketika di konfirmasi terkait tudingan GERBRAK maupun rencana perbaikan jalan menuju kawasan situs Candi Muara Takus justru tampak kesal dan malah bertanya balik kapasitas Koordinator GERBRAK Riau, Muhajirin Siringo Ringo mengatakan PUPR Riau tukang Tidur.
"Hebat kali Muhajirin nilai orang, Muhajirin itu kerjanya apa, terkait jalan rusak bisa tanyakan ke UPT V, karena mereka yang ada anggaran untuk perbaikan, Bina Marga gak ada anggaran tahun ini," Pungkasnya. **