BNPB Imbau Warga di Bantaran Sungai Waspadai Cuaca Ekstrem

BNPB Imbau Warga di Bantaran Sungai Waspadai Cuaca Ekstrem
Antisipasi Banjir Ekstrem, Pemerintah Lanjutkan Modifikasi Cuaca

MimbarRiau.com - BADAN Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengimbau masyarakat di kawasan lereng perbukitan hingga bantaran sungai mewaspadai cuaca ekstrem. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari mengatakan, imbauan ini disampaikan instasinya agar masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan bencana karena potensi cuaca ekstrem dapat berlangung dalam beberapa hari mendatang.

"Warga yang tinggal di sekitar lereng perbukitan, bantaran sungai, dan daerah rawan longsor agar dapat segera evakuasi apabila hujan lebat mengguyur lebih dari satu jam," kata Abdul dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 26 November 2025.

Cuaca ekstrem yang terjadi sejak Sabtu lalu hingga Selasa kemarin menyebabkan sejumlah wilayah di Sumatera Utara mengalami bencana banjir dan tanah longsor. Badan Penanggulangan Bencara Daerah atau BPBD Sumatera Utara mencatat wilayah terdampak bencana mulai dari Kabupaten Mandailing Natal; Tapanuli Utara; Nias; Kota Gunung Sitoli; Sibolga.

"Wilayah terparah yang mengalami banjir dan tanah longsor adalah Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan," kata Kepala BPBD Sumatera Utara Tuahta Ramajaya Saragih, Selasa, 25 November 2025.

Di dua kabupaten ini, kata dia, ditemukan korban jiwa. Empat warga Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, ditemukan meninggal akibat tertimbun material longsor di dalam rumah. Korban meninggal yakni Dewi Hutabarat seorang ibu rumah tangga berserta tiga anaknya yaitu Tio Arta Rouli Lumbantobing, Vania Aurora Lumbantobing, dan Ilona Lumbantobing.

Update terbaru BNPB mencatatkan 58 warga di Tapanuli Selatan menjadi korban luka, dan 2.851 warga lainnya terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. "Dari Tapanuli Selatan, banjir dan tanah longsor menyebabkan delapan warga meninggal dunia," ujar Abdul.

Menurut BNPB, sebagaimana laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera Utara pada beberapa waktu ini disebabkan oleh pengaruh siklon tropis KOTO dan bibit siklon 95B yang terpantau di Selat Malaka.

Bibit siklon 95B memengaruhi pembentukan awan konvektif yang meluas di atas Aceh hingga Sumatera Utara, sehingga menyebabkan meningkatnya curah hujan ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Siklon Tropis KOTO melalui pola belokan angin dan penarikan massa udara basah (inflow) ke pusat siklonmeningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat Indonesia, termasuk Sumatera Utara, sehingga memperkuat hujan lebat di wilayah terkait. "Kedua sistem ini memengaruhi peningkatan curah hujan dan angin kencang di Sumatera bagian utara," kata Abdul.

Berita Lainnya

Index