Erdogan: Turki Siap Nyatakan Israel Penjahat Perang

Erdogan: Turki Siap Nyatakan Israel Penjahat Perang
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya bakal mendeklarasikan Israel sebagai penjahat perang kepada dunia. (Foto: REUTERS/CAGLA GURDOGAN)

MimbarRiau.com, Turki - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya bakal mendeklarasikan Israel sebagai penjahat perang kepada dunia. Ini tak lepas dari tindakan Israel yang terus menggempur wilayah Jalur Gaza hingga menewaskan ribuan rakyat Palestina, termasuk anak-anak.

Hal tersebut disampaikan Erdogan saat berpidato dalam "Pertemuan Besar Palestina," sebuah demonstrasi pro-Palestina di Istanbul, Sabtu (28/10).

"Israel, kami juga akan menyatakan Anda sebagai penjahat perang kepada dunia, kami sedang mempersiapkannya, dan kami akan memperkenalkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang," kata Erdogan, mengutip Anadolu, Minggu (29/10).

Erdogan menekankan bahwa dunia Barat mengerahkan para politisi dan media untuk melegitimasi pembantaian terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza, dan menambahkan bahwa "Israel melakukan kejahatan perang" dan "penjajah".

Erdogan juga menyindir pihak-pihak yang meneteskan air mata ketika warga sipil terbunuh dalam perang Ukraina-Rusia, tapi hanya diam saat menyaksikan ribuan anak-anak tak berdosa di Gaza tewas.

"Saya bertanya kepada Barat, apakah Anda ingin menciptakan suasana Perang Salib yang lain?" tanyanya, dan menambahkan "Pelaku utama di balik pembantaian yang terjadi di Gaza adalah Barat."

"Tentu saja, setiap negara memiliki hak untuk membela diri, tetapi di manakah keadilan? Tidak ada pembelaan selain pembantaian terbuka dan kejam yang terjadi di Gaza."

Dalam kesempatan itu, Erdogan mengaku salut dengan "tekad rakyat Gaza" untuk tidak meninggalkan rumah dan kota mereka dalam menghadapi bombardir penjajah.

Konflik Israel-Palestina tak terelakkan usai kelompok militan Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 229 orang.

Sebagai balasan, Israel memborbadir wilayah Gaza dalam dua pekan terakhir. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 7.703 orang, sebagian besar adalah warga sipil dan banyak di antaranya adalah anak-anak.

Dalam kesempatan itu, Erdogan juga menyoroti Majelis Umum PBB memberikan suara yang mendukung resolusi dan menyerukan 'gencatan senjata kemanusiaan' di Gaza. Menurut Erdogan ini merupakan bukti bahwa Israel ditakdirkan untuk ditinggalkan sendirian.

Majelis Umum PBB pada hari Jumat menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan yang berkelanjutan" di Gaza.

Keputusan diambil dengan mengantongi 120 suara mendukung dari anggota. Sementara itu, 45 suara abstain, dan 14 suara menolak, termasuk Israel dan Amerika Serikat yang mengkritik resolusi itu tak menyinggung serangan Hamaspada 7 Oktober.

Sebut Hamas bukan organisasi teroris
Lebih lanjut, Erdogan mengatakan Turki tidak membenarkan serangan yang menargetkan warga sipil di Israel. "Kami turut berduka untuk setiap warga sipil dengan cara apa pun, tetapi Israel tidak peduli."

Erdogan juga mendesak agar Israel membuka kesempatan bagi negara dan organisasi memberikan bantuan kepada warga Palestina di Jalur Gaza. Ia juga meminta agar Israel membuka pintu dialog untuk perdamaian di Gaza.

"Saya mengulangi seruan yang saya sampaikan kepada pemerintah Israel dalam beberapa hari terakhir. Dengarkan seruan kami untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertindas dan membuka pintu dialog untuk membangun perdamaian," kata Erdogan.

"Datanglah hari ini dan ambil langkah positif, mungkin untuk pertama kalinya dalam hidup Anda, demi masa depan Anda dan anak-anak Anda."

Erdogan mengatakan selama ini tidak sedikit warga Palestina yang terusir dari rumah dan tanah air mereka, dan kehidupan mereka telah terpengaruh karena serangan yang dilakukan oleh Israel sejak berdirinya negara tersebut.

"Tentu saja, dalam iklim yang penuh dengan api dan darah, telah terjadi peristiwa-peristiwa yang disesalkan. Namun, semua itu tidak dapat dijadikan alasan untuk kampanye yang bertujuan mendiskreditkan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Palestina dengan berbagai nama."

"Saya katakan bahwa Hamas bukanlah organisasi teroris, dan Israel sangat terganggu dengan hal ini. Kami tidak mengharapkan hal lain," kata Erdogan. (MR01) 

Berita Lainnya

Index